Namun, audensi yang seharusnya berlangsung dengan lancar terpaksa dihentikan secara mendadak oleh DPC Pospera.
Hal tersebut dikarenakan DPC Pospera dan LSM Barak Indonesia merasa tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh pihak RSUD Bayu Asih terkait kasus-kasus yang menimpa warga Purwakarta yang mendapat pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
Dalam audensi tersebut, DPC Pospera dan LSM Barak Indonesia membawa beberapa kasus yang menimpa warga Purwakarta yang menurut mereka tidak mendapat pelayanan yang memuaskan dari RSUD Bayu Asih.
Salah satu kasus yang dibawa dugaan penolakan bayi Prematur oleh RSUD Bayu Asih untuk mendapatkan pelayanan medis yang seharusnya dapat langsung ditangani.
Namun, jawaban dari pihak RSUD Bayu Asih yang hanya mengatakan bahwa pasien sudah ditangani terlebih dahulu oleh tenaga medis di IGD.
Dan tidak ada terjadinya penolakan hany mis komunikasi antara petugas medis dan keluarga korban.
DPC Pospera dan LSM Barak Indonesia merasa bahwa jawaban Plt RSUD Bayu tersebut bertolak belakang dengan kronolgis yang sebenarnya dari keluarga pasien. Akibatnya, DPC Pospera terpaksa melakukan walk out saat audensi masih berlangsung.
" Kami meminta petugas medis saat itu dihadirkan dan data pasien yang di rawat yang mendapatkan fasilitas ventilator,"ungkap Sutisna Sonjaya, Ketua DPC Pospera Purwakarta.
Kami tidak dapat menerima penjelasan yang tidak memuaskan dari pihak RSUD Bayu Asih dan pihaknya akan gelar audensi dan melaporkan ke Komisi IX DPR RI.
"Kami segera akan datang ke Komisi IX DPR RI untuk melaporkan pelayan RSUD Bayu Asih,"tegasnya.
Berikut pernyataan sikap DPC Pospera dan Barak Indonesia hasil audensi:
1. Pospera dan Barak Indonesia akan melanjutkan Audensi dengan komisi 9 DPR RI
2. Akan melaporkan dugaan malaadmistrasi yang diduga dilakukan Plt Dirut Bayu asih terkait penambahan biaya jaminan kesehatan
3. Akan menyurati LARS DHP terkait akreditasi paripurna
4. Menyurati dirjen Yankes kementrian kesehatan.
Komentar0