Asal Usul dan Tujuan Munggahan dalam Tradisi Masyarakat Sunda Menjelang Bulan Ramadhan

SIDIK JARI- Bulan Ramadhan adalah tamu yang penuh berkah. Banyak tradisi yang digunakan menjelang Ramadhan. Salah satunya adalah munggahan, tradisi asal Sunda.  

Munggahan merupakan tradisi masyarakat muslim Sunda dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang biasanya terjadi pada akhir bulan Sya’ban,satu atau dua hari sebelum Ramadhan. 

Kata munggahan berasal dari bahasa Sunda, Unggah artinya naik, artinya makna bulan suci atau derajat tinggi. 

Baca Juga: Pernah Masuk Surat Kabar, Begini Restoran Mewah ala Keluarga Mario Dandy

Baca Juga: Resto Yang Diduga Milik Ernie Meike Torondek Ibunya Mario Dandy Pelaku Penganiayaan David Dapat Respon Negatif

Baca Juga: Resep Kacang Gondrong Bali

Tradisi ini dilakukan masyarakat Sunda untuk bersyukur kepada Allah, membersihkan diri dari perbuatan buruk di tahun lalu dan menghindari perbuatan buruk selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. 

Tentu saja bentuk pelaksanaannya beragam dalam tradisi ini. Secara umum seperti bertemu dan berkumpul bersama kerabat, makan bersama, saling memaafkan dan berdoa bersama.  

Baca Juga: Selain Sate Maranggi dan Simping, ada ni cemilan khas Purwakarta yang Legendaris dan ga bikin badan melar

Baca Juga: Cara Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Jalin Kebersamaan, Makan Nasi Liwet di Wisata Joglo Bojongloa

Ada juga yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam keluarga, atau melakukan sedekah munggah (sedekah sehari sebelum puasa). 

Baca Juga: Tempat Nongkrong Asyik, Dewa Sena Launching Cafe dan Resto kedua di Guro Karawang

Saat merantau, masyarakat Sunda biasanya pulang terlebih dahulu di awal Ramadan. Mereka melakukan ini, agar mereka dapat bisa munggahan di kampung bersama keluarga.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Kementan dan Bupati Purwakarta Blusukan ke Pasar Pastikan Harga Bahan Pokok Stabil

Di sana kita bisa melihat manfaat tradisi munggahan, yaitu sebagai bentuk silaturahmi.