Majalengka,(sidikjari.net) Pembagian Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Kertasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka terkesan asal cepat sehingga pembagian sembako diduga kualitas tidak maksimal.
Warga Desa Kertasari pun merasa kecewa dengan bantuan yang seharusnya mendapatkan konsumsi pangan yang berkualitas dan bergizi, " bukan semacam manggis busuk dan tempe belum mateng, timun yang jelek serta ikan lele yang besarnya sebesar jepol tangan, ucap warga desa kertasari yang tidak mau disebutkan namanya."
Ditempat yang berbeda di kantor balai Desa Kertasari Cahyono selaku Kepala Desa Kertasari menjelaskan bahwa perintahan desa itu cuma monitor dan sesuai dengan peraturan perbub jadi harusnya pembagian itu harus ke e-warung dan saya telah menunjuk Maman Durahman sebagai e-warung yang baru menggantikan Asep Supartono Sebagai Kaur Keuangan sekaligus e-warung yang mempunyai Bri-link tersebut, tukasnya cahyono kades kertasari.
"Karena Asep Supartono yang menjabat sebagai kaur keuangan sekaligus yang mempunyai BRI-link tersebut jadi belum memberikan uang sepenuhnya ke Maman Durahman sebagai e-warung, baru memeberikan 4 juta, lalu si pemilik e-warung yang baru dengan spontan membeli sembako pakai dana talang sendiri dan sampai sekarang Asep Supartono belum mengasihkan sisa uang tersebut," imbuhnya cahyono kades kertasari
Adapun Asikin selaku kabid dinas sosial yang terjun langsung ke Desa Kertasari memberikan arahan dan sedikit teguran kepada pihak terkait bahwa dengan adanya polemik ini jangan sampai terjadi lagi dan harus diperbaiki jangan sampai terulang kembali, ucapnya
Barang sembako tersebut yang harus dikasihkan kepada si keluarga penerima manfaat (KPM) harus benar dan berkualitas serta bermutu jangan sampai barang udah jelek lalu dikasihkan kepada si keluarga penerima manfaat (KPM), jelasnya Asikin selaku kabid dinsos kabupaten majalengka.
(Rian).
Komentar0