GUYoGpApTSrlBSY5TpC8BSd8Ti==

Ketua PJI Purwakarta Kecam Oknum Guru Sebut Wartawan Diduga Tukang Memeras

SIDIKJARI - Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Purwakarta mengecam pernyataan yang diduga berasal dari seorang guru yang menyebut wartawan sebagai pemeras. Pernyataan tersebut dianggap tidak pantas dan merugikan profesi jurnalis.

Ketua PJI Purwakarta, Mahesa Jenar menegaskan bahwa jurnalis adalah pekerja yang bertanggung jawab dan menjunjung tinggi etika jurnalistik. 

"Mereka melakukan tugasnya untuk menyampaikan informasi yang objektif dan akurat kepada masyarakat," ungkapnya,Kamis,(16/5/2024).

Pernyataan yang diduga berasal dari oknum guru tersebut menimbulkan kecaman dari kalangan jurnalis dan masyarakat, karena dinilai merendahkan profesi jurnalis diduga sebagai pemeras. 

Padahal, tugas jurnalis adalah untuk menyampaikan informasi yang berimbang dan tidak memihak.

Jenar juga menambahkan bahwa sudah menjadi tanggung jawab jurnalis untuk mendapatkan informasi yang valid dan faktual. Mereka tidak dapat dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai pelaku pemeras.

Selain itu, PJI Purwakarta juga mengutuk sikap oknum guru yang tidak dapat menghargai profesi jurnalis. 

Para jurnalis berjuang untuk menyampaikan informasi yang benar dan tidak memihak, namun mereka malah dianggap sebagai pemeras.

Pernyataan oknum guru yang diduga sebagai wartawan adalah sebuah tuduhan yang sangat serius dan dapat merugikan profesi jurnalis. 

"Kami diminta Disdik Purwakarta menindak tegas oknum guru tersebut,"tegasnya.

Sebelumnya, Empat orang awak media mengalami tindakan kurang menyenangkan saat hendak meliput kegiatan di SDN 1 Nagritengah, di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Nagritengah, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Rabu 15 Mei 2024.

Keempat wartawan yang bekerja di media online, media cetak dan televisi itu mengalami pengusiran hingga mendapat perkataan kurang pantas dari salah satu oknum guru berinisial R yang mengajar di sekolah tersebut. Padahal, para awak media ini datang berdasarkan undangan liputan dari kepala sekolah.

Kemudian, oknum guru itu tiba-tiba melontarkan kata-kata kurang pantas tanpa sebab serta merendahkan profesi wartawan dengan menyebut wartawan tukang memeras.

"Dia keluar marah-marah nuduh kedatangan kami ke sekolah itu bertujuan untuk membuat pemberitaan miring berujung pemerasan. Padahal kita jelas dapat undangan dari kepala sekolah," ungkapnya.




Komentar0

Type above and press Enter to search.