SIDIKJARI,- Para Buruh dan Pekerja pada May Day umumnya merayakannya dengan unjuk rasa, long march dan orasi-orasi yang bertujuan agar Pemerintah dan Pengusaha selalu memperhatikan nasib dan kesejahteraan para Buruh atau Pekerja.
Kegiatan May Day adalah cerminan kehidupan negara demokrasi, yaitu memberi kebebasan berserikat dan berkumpul serta kebebasan untuk menyampaikan aspirasi.
Hal yang berbeda. Khususnya di Majalengka dalam rangka acara memperingati hari buruh atau 1 mayday.
Pemerintah kabupaten Majalengka mengadakan sebuah pertandingan sepak bola Pj Bupati Cup dalam rangka memperingati 1 mayday dengan tema, “Turnamen Sepakbola Buruh Industri Piala Bupati Majalengka 2024”.
Berlangsungnya acara tersebut menjadi sorotan oleh para aktivis yang ada di majalengka, karena adanya pemungutan tiket masuk sebesar 10 ribu per tiket.
Menurut Sugih Harto selaku aktivis buruh dari serikat PPMI Kabupaten Majalengka mengatakan bahwa ini sangat di sayangkan agenda buruh ini malah dikomersilkan.
Harusnya ketika pemerintah menginginkan adanya turnamen sepakbola tersebut artinya pemerintah sudah menganggarkan dana untuk agenda tersebut.
“Ditambah dari sponsor, serta dari tiap perusahaan juga, tapi masih saja para suporter yang ingin menonton masih di kenakan tarif.”ungkapnya.
Buruh harus membeli tiket agar bisa menonton pertandingan sepak bola yang memang ditujukan untuk buruh.
Lanjut sugih, jika memang pemerintah ber statement ini sudah menjadi kesepakatan bersama dan buruh pun terlibat dalam menyusun kesepakatan tersebut, dengan senang hati saya ajak ngopi siapa buruh yang menyepakati acara turnamen sepakbola buruh, tapi buruh nya di kenakan tiket untuk menonton ??
"Kalo memang pemerintah daerah gak ada anggaran ya jangan mengadakan acara turnamen sepak bola buruh dengan nama PIALA BUPATI, paparnya.
"Sekali lagi saya katakan, betapa lucunya pemerintah kabupaten majalengka, tegas sugih.
Komentar0