SIDIKJARI- Pendidikan Politik (Dikpol) dan konsolidasi partai DPC PDI Perjuangan Kabupaten Purwakarta di Raushan Hotel, Pasar Rebo, Sabtu 3 Mei 2025, meninggalkan pertanyaan besar: mengapa Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) tidak dilibatkan
Tidak dikibatkannya, Badiklat Cabang bukan sekadar kelalaian, tetapi sinyalemen serius yang mengungkap potensi kegagalan kaderisasi partai. Sutisna Sonjaya, Sekretaris Badiklat Cabang DPC PDIP Kabupaten Purwakarta,.mengungkapkan kekecewaan mendalam, sekaligus mengungkap persoalan yang lebih dalam.
Menurut Kang Lodra, begitu ia biasa disapa, AD/ART partai dengan tegas menetapkan Badiklat sebagai ujung tombak pembentukan kader melalui pendidikan dan pelatihan.
"Namun, kenyataannya, Badiklat diabaikan dalam Dikpol tersebut. Ini bukan hanya kelalaian, tetapi menunjukkan pemahaman yang dangkal dari pengurus DPC tentang peran vital Badiklat dalam penguatan partai," ujar Kang Lodra
Kekecewaan Sutisna bukan tanpa alasan. Ia mempertanyakan eksistensi Badiklat jika fungsinya diabaikan. Dengan tegas, ia menantang: bubarkan saja Badiklat jika tidak akan menjalankan tugasnya!
Atau, jika acara yang digelar sejatinya hanyalah pertemuan biasa tanpa substansi pendidikan, hanya kumpul, mendengarkan sambutan lalu bubar, maka hentikan menggunakan label Pendidikan Politik.
Menurutnya, acara tersebut hanya konsolidasi semata, tanpa nilai tambah pengembangan kader. Ketiadaan Badiklat menunjukkan kegagalan strategis pengurus DPC dalam membangun kader yang kuat dan berkualitas.
"Peristiwa ini harus menjadi cambuk bagi pengurus agar ke depannya seluruh lembaga partai berjalan sesuai tupoksi masing-masing, dan terjalin koordinasi yang efektif," demikian Kang Lodra.
Komentar0