GUYoGpApTSrlBSY5TpC8BSd8Ti==

Ditengah Gaduh Politik, Nama Haji Aming Kembali Menggema di Purwakarta

Haji Aming, mantan Wakil Bupati Purwakarta

SIDIKJARI- Ditengah situasi politik lokal yang semakin gaduh dengan narasi pencitraan dan janji-janji yang tak kunjung ditepati, nama Haji Aming, mantan Wakil Bupati Purwakarta, kembali disebut oleh masyarakat sebagai sosok yang dirindukan.

Haji Aming dikenal masyarakat sebagai figur yang tenang, tidak banyak janji, dan lebih banyak bekerja dalam diam. Kerinduan ini disuarakan oleh sejumlah warga yang membandingkan gaya kepemimpinannya dengan pola komunikasi pejabat publik hari ini.

“Kalau bicara soal pemimpin yang tenang dan hadir tanpa banyak omong, Haji Aming itu contohnya. Dulu nggak banyak tampil di media, tapi warga merasa ditolong. Sekarang, banyak yang janji sana-sini, tapi nggak kelihatan hasilnya,” ujar Sutisna Sonjaya, Ketua Pospera Purwakarta, Rabu, 30 Juli 2025.

Menurut Kang Lodra, begitu ia biasa disapa, masyarakat rindu pada pemimpin yang bekerja dengan pendekatan hati, bukan sekadar pencitraan. "Pemimpin hari ini terlalu sering bermain di panggung. Sementara yang benar-benar turun ke bawah, malah terlupakan. Haji Aming adalah representasi pemimpin yang membumi, tidak suka gaduh, tapi nyata hadir untuk rakyat," kata Kang Lodra.

Ia juga menyoroti fenomena media sosial yang kini justru menjadi ruang penuh kebisingan politik, namun minim substansi. Ia menyebut, ketika rakyat menagih janji, malah dibalas dengan blokiran. "Rakyat ingin keadilan dan perhatian, bukan diblokir saat bertanya. Dulu, Haji Aming tidak main medsos, tapi warga tidak pernah merasa ditinggalkan," ujarnya.

Terpisah, sejumlah warga di tingkat akar rumput juga mengamini pernyataan Ketua Pospera itu. Mereka mengingat masa-masa ketika bantuan sosial, penanganan warga sakit, hingga pengelolaan program kemasyarakatan berjalan tanpa ekspos berlebihan. "Dulu nggak viral-viralan. Tapi warga ditangani. Sekarang semua difoto, direkam, tapi hasilnya kadang nihil," ujar Asep, warga Pasawahan.

Kerinduan pada sosok Haji Aming dinilai sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pola kepemimpinan saat ini yang dinilai lebih mengedepankan gaya ketimbang kinerja.

“Ini alarm bagi pemimpin hari ini. Rakyat sudah mulai jenuh dengan retorika. Yang dicari bukan yang populer, tapi yang bisa diandalkan. Seperti Haji Aming dulu,” demikian Kang Lodra.

Komentar0

Type above and press Enter to search.