SIDIKJARI, - Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui program Berfaedah telah mengalokasikan anggaran fantastis untuk pengadaan 52 unit keranda mayat seharga 10 juta rupiah per unit. Sebuah langkah "mulia" untuk memastikan warga setidaknya memiliki peti yang layak ketika jalan jalan rusak menuntaskan tugasnya merenggut nyawa.
Hal ini menjadi kritikan pedas dari salah satu ketua yayasan SMM Asep Nurdiansyah atau yang di kenal dengan sebutan Abah Bogel mengatakan di saat masyarakat berharap jalan rusak segera diperbaiki agar aktivitas ekonomi, pendidikan, dan kesehatan bisa berjalan aman tanpa was-was, kebijakan justru mengutamakan persiapan di ujung hidup. Warga hanya bisa tersenyum pahit, lubang jalan tetap menganga, sementara keranda sudah siap mengantar mereka pulang ke peristirahatan terakhir, ujarnya.
Menurutnya, fakta di lapangan menunjukkan kerusakan jalan masih menjadi salah satu keluhan utama warga di banyak desa dan kecamatan. Namun, alih alih membenahi infrastruktur vital tersebut, sebagian anggaran justru dialihkan ke program program "kemanusiaan" yang ironisnya baru berguna saat nafas sudah berhenti, imbuhnya.
"Kami mengingatkan para pemangku kebijakan bahwa rakyat Majalengka lebih membutuhkan jalan yang mulus, bukan keranda yang mewah. Jalan mulus berarti nyawa selamat. Keranda mahal hanya menambah daftar panjang ironi birokrasi."
Diakhir, Mari kita hitung ulang, mari kita lihat lagi prioritas. Apakah kita mau rakyat sehat, produktif, dan selamat di jalan, atau kita mau memastikan pemakaman berjalan ele dengan keranda seharga sepeda motor bekas?
Karena bagi kami, rakyat hidup jauh lebih berfaedah daripada keranda berharga jutaan rupiah, tegasnya. (Rian)
Komentar0