GUYoGpApTSrlBSY5TpC8BSd8Ti==

Jadi Pejabat Jangan 'Tipis Kuping', Apalagi Tipis Iman

Ilustrasi

SIDIKJARI- Pejabat publik harus memahami bahwa mereka adalah wakil masyarakat yang dipilih atau ditunjuk untuk mewakili kepentingan rakyat,sebagai wakil rakyat. 

Pejabat publik harus memahami bahwa tidak semua orang akan setuju dengan setiap kebijakan atau keputusan yang mereka buat.

Sekalipun kritik bersifat negatif,pejabat publik seharusnya tidak "Baperan" dan harus mampu memisahkan kritik pribadi atau kritik ke jabatan,mengapa suara-suara ini muncul?

Lalu,apakah yang disampaikan itu memang benar?harusnya seorang pejabat bisa menilainya,karena rakyat butuh kepastian dari janji janji saat kampanye.

Saat kampanye seorang pejabat berteriak dengan lantang,jika kami menang kami akan ini,akan itu,tapi ketika terpilih malah berdalih "Saya cuma wakil"jawaban yang sangat pintar buat seorang politisi baru.

Kita sebagai rakyat cuma bisa mengingatkan kalau pejabat itu tidak boleh "Tipis telinga".

Sebagai tambahan saja makna kias dari ungkapan "Tipis telinga" adalah lekas marah,mudah marah,gampang marah dan sebagainya ketika mendengarkan ucapan atau perkataan yang tidak atau kurang menyenangkan hatinya.

Dengan demikian,tipis telinga ini menunjuk pada orang-orang dengan kepribadian pemarah.

Jadi menurut kita sebagai rakyat,slow aja dan buktikan kalau kalian sebagai pejabat memang bisa bekerja untuk rakyat,bukan cuma bisa pencitraan tanpa adanya perubahan berarti untuk rakyat.

Penulis : Panuntun Catur Supangkat
Sekjen Pospera Purwakarta

Komentar0

Type above and press Enter to search.