SIDIKJARI- Mari kita beri tepuk tangan dulu untuk proyek-proyek APBD kita tercinta. Tiap tahun tak pernah absen.
Seperti sinetron Ramadhan selalu tayang, alurnya bisa ditebak, tapi tetap banyak penonton yang pura-pura gak tahu ending-nya.
Tahun ini, kabarnya trotoar akan direnovasi lagi. Padahal baru tahun lalu diganti pakai batu warna-warni yang kalau siang silau, kalau malam licin, dan kalau hujan... selamat datang di kolam renang darurat.
Tapi tidak apa-apa, karena katanya itu semua demi estetika kota. Estetik? Iya, estetik buat Instagram pejabat waktu peresmian.
Rakyat? Dapat konten lucu: terpeleset sambil pegang gorengan.
Plang proyek setinggi harapan rakyat, tapi setipis kualitas bangunan.
Dan mari kita bicara tentang jalan. Ah, jalan kita tercinta. Lubangnya lebih rutin muncul daripada saldo masuk ke rekening.
Tapi tenang saja, setiap lubang adalah peluang peluang proyek tambal sulam. Itu namanya pembangunan berkesinambungan, alias gak pernah selesai biar tiap tahun bisa diajukan lagi. Pintar, kan?
Rakyat protes? Dibilang tidak tahu apa-apa. Katanya: "Kalian tidak paham proses perencanaan."
Ya iyalah nggak paham, soalnya yang ngerti cuma yang duduk di forum, yang sudah hapal kode anggaran seperti lagu pop 2000 an.
Rakyat tahunya cuma: “Kok jembatan ini dibangun tapi gak nyambung ke mana-mana?” Jawabannya? “Itu bagian dari Masterplan Masa Depan.” Masa depan siapa? Ya, kita gak diajak mikir sejauh itu.
Jadi, mari kita tunggu lagi proyek tahun depan. Mungkin akan ada renovasi halte yang tidak ada penumpangnya, atau pembangunan tugu peringatan yang tidak ada yang mau ingat.
Tapi ingat, semua itu demi rakyat. Rakyat yang mana? Entahlah. Mungkin rakyat di dalam rapat.
Dan maaf ya…
Kalau ada yang merasa tersinggung dengan tulisan ini, mungkin memang Anda dekat dengan yang disindir.
Tapi tenang, ini cuma opini warga biasa. Tidak punya proyek, tidak punya jabatan, hanya punya satu hal: logika dan koneksi Wi-Fi.
PENULIS: Panuntun Catur Supangkat
Sekretaris Pospera Purwakarta
Komentar0