SIDIKJARI- Bayi Prematur yang sempat di tolak RSUD Bayu Asih Purwakarta karena ruangan penuh berakhir meninggal dunia.
Sebelumnya Bayi malang itu dilarikan ke rumah sakit swasta dilakukan penangan medis, karena fasilitas dan peralatan kurang diberikan rujukan lepas.
Orang tua bayi langsung membawa ke RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, rumah sakit terakhir.
Namun saat datang masuk ke IGD petugas langsung menyebut ruangan penuh tanpa memeriksa terlebih dahulu kondisi bayi seperti apa.
Dengan melalui perdebatan diminta untuk di periksa kondisi bayi, akhirnya Bayi dilakukan pemberian oksigen (O2) dan penghangat (Infant Warmer) serta dipasang alat saturasi Oksigen.
Dokter jaga mengatakan kepada keluarga pasien untuk dirujuk ke RS lain, karena di RSUD Bayu Asih semua unit alat ventilator sedang terpakai.
Orang Tua Bayi, mengaku sudah berupaya memohon kepada petugas rumah sakit agar bayinya dapat dirawat.
Namun, permohonan mereka ditolak dengan alasan bahwasanya rumah sakit ruangan penuh.
Merasa tidak memiliki pilihan lain,keluarga tersebut akhirnya membawa sang bayi ke rumah dengan dibantu alat oksigen.
Sementara menurut keterangan tertulis Plt Dirut RSUD Bayu Asih,dr. Tri Muhammad Hani, MARS., MH(Kes) bahwa Di ruangan ICU Neonatus, inkubator sebenarnya masih tersedia.
Total ada 3 inkubator bayi, yang terisi 2 sehingga kosong 1. Jumlah ventilator ada 4, terpakai di ICU Neonatus 2 unit sementara 2 unit ventilator lainnya dalam posisi baru terpasang pada bayi lahir kembar yang ibunya dioperasi cesar di kamar operasi.
"Jadi pada saat pasien bayi datang, kebetulan di kamar operasi ada ibu hamil yang sedang dioperasi cesar oleh dokter kandungan dengan bayi kembar dan sudah diintruksikan oleh dokter setelah lahir harus segera dirawat di ICU Neonatus dengan ventilator. Sehingga pada saat kejadian SEMUA unit alat ventilator sedang terpakai," ungkapnya.
Namun saat Dedi Mulyadi datang ke rumah orang tua bayi untuk melihat kondisi kesehatannya dan langsung menelepon Dirut Bayu Bayu asih meminta ruangan.
Mendadak ruangan yang tadinya penuh,bayi prematur tersebut sudah bisa di rawat di Bayu Asih ruangannya pun sudah disiapkan.
Akhirnya bayi pun dibawa rombongan Dedi Mulyadi bersama Binjen ke RSUD Bayu Asih untuk dilakukan perawatan.
Sayangnya, usaha mereka sudah terlambat karena sang bayi sudah berada dalam keadaan kritis dan tidak dapat diselamatkan meninggal dunia.
Keluarga dari bayi tersebut juga merasa kecewa dan berharap agar insiden ini tidak terulang di kemudian hari.
Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan hak-hak pasien dan memberikan pelayanan yang berkualitas dan adil.
Sementara itu, saat ditanya via WhatsApp, (16/4/2024) Dirut RSUD Bayu Asih,dr. Tri Muhammad Hani, MARS., MH(Kes) kenapa saat di telepon Dedi Mulyadi ruangan itu langsung ada dan sudah siap.
Menurut pengakuan Dirut Bayu Asih, sebenarnya jam 14.30 an WIB ada pasien bayi yang sebelumnya pakai venti sudah diperbolehkan lepas venti.
Jadi akhirnya memang ventilator jadi ada 1 unit. Untuk ruangan (inkubator) memang dari pas pertama masuk juga sudah siap, yang belum siap ventilator nya.
"Jadi sbnrnya ngga ada kaitan langsung antara pas ditelp pa Dedi kemudian jadi ada kang, Pas kebetulan beliau telp...saya habis kasih intruksi ke wadiryan untuk menelusuri alamat pasien dan menjemputnya pakai ambulance RS...Kt br mau berangkat...Kebetulan pa Dedi telp...Begitu kronologisnya kang..,"ungkapnya.
Komentar0