SIDIKJARI- Masalah sampah menjadi perhatian khusus yang perlu segera mendapat penanganan. Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di desa Heuleut mulai kelebihan beban seiring dengan banyaknya produksi sampah.
Oleh karena itu, penanganan sampah harus mulai melibatkan masyarakat terutama melalui program pengelolaan sampah dari hulu. Melalui penanaman karakter pengelolaan sampah di lingkungan pendidikan usia dini,
"ini diharapkan akan timbul kesadaran kolektif masyarakat dalam mengelola sampah," jelas Kabid Persampahan dinas Lingkungan Hidup kabupaten Majalengka Riki Firmansyah.
Riki mengatakan, siswa sekolah yang masih berusia belia menjadi sasaran yang tepat untuk menerapkan karakter pendidikan dalam hal peduli sampah sejak dini, diharapkan bisa menjadi solusi dalam hal penanganan sampah yang ada di Majalengka khusunya.
“Dengan cara-cara yang mudah dipahami, para siswa didorong budayakan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Ini sangat bagus, mengingat apa yang didapat oleh siswa akan melekat dalam dirinya dan jadilah kebiasaan positif dalam mengolah sampah,” kata Riki.
Lanjut Riki, salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah yakni mengatur pengelolaan sampah yaitu dimulai dari pembentukan karakter sumber daya manusia (SDM).
Karakter mengelola sampah dimulai dari manusianya. Penjelasan tentang bagaimana memilah sampah dari rumah tangga melalui kesadaran manusianya yang diharapkan memiliki karakteristik pemahaman membuang sampah.
Selain itu melalui pendidikan karakter, sampah organik dan non organik ini sudah bisa dipilah dari rumah, sehingga penyelesaian terhadap masalah produksi sampah bisa jadi lebih baik.
“Dengan edukasi yang diterapkan di sekolah, tentu para siswa akan membawanya ke lingkungan keluarga. Nantinya mereka akan mengajak orangtuanya untuk mulai sadar menerapkan pengolahan sampah ini,” paparnya. (sal)
Komentar0