SIDIKJARI- Suasana pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Bina Budi, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, berlangsung sepi.
Di hari pertama pelaksanaan MPLS tahun ajaran 2025/2026 ini, hanya delapan siswa baru yang tercatat mengikuti kegiatan tersebut.
SMK Bina Budi, yang berada di bawah naungan Yayasan Yasri, bukan satu-satunya sekolah yang mengalami penurunan drastis jumlah peserta didik baru.
Sekolah lain yang juga dikelola yayasan yang sama, SMK Farmasi Yasri, hanya menerima 13 siswa baru.
Jumlah yang minim ini dinilai memprihatinkan dan dikhawatirkan berdampak besar pada keberlangsungan operasional sekolah.
Kepala SMK Bina Budi, Aam Aminah, menyampaikan keprihatinannya atas situasi ini.
Menurutnya, minimnya jumlah siswa baru sangat memengaruhi pendanaan sekolah yang sebagian besar bergantung pada iuran SPP siswa serta dana bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah.
“Untuk tetap menjaga agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan, kami akan melakukan efisiensi di berbagai sektor. Di antaranya dengan pengurangan honor kepala sekolah dan guru, penghematan penggunaan listrik dan AC, serta membatasi penggunaan fasilitas laboratorium komputer,” jelas Aam.
Langkah-langkah efisiensi ini dilakukan agar sekolah tetap bisa memberikan pelayanan pendidikan yang layak, meski dalam keterbatasan jumlah siswa dan dana.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala SMK Farmasi, Jeni Jenal Mutaqin. Ia menyebutkan bahwa sekolahnya hanya menerima 13 siswa baru di tahun ajaran ini, yang hanya cukup untuk membentuk satu kelas.
Meski demikian, ia masih berharap akan ada tambahan siswa baru yang mendaftar di tengah masa MPLS.
“Kami sadar kondisi ini berat, terlebih dengan adanya kebijakan zonasi dan faktor-faktor lain yang membuat siswa lebih memilih sekolah negeri. Tapi kami akan tetap berusaha bertahan,” ujar Jeni.
Kedua kepala sekolah ini mengakui bahwa tantangan sekolah swasta saat ini semakin berat, terutama dalam menghadapi persaingan dengan sekolah negeri dan dampak dari kebijakan Gubernur Jawa Barat.
Namun, semangat untuk terus memberikan pendidikan kepada generasi muda tetap menjadi prioritas utama mereka, walau dengan segala keterbatasan yang ada.
Komentar0