SIDIKJARI- Di Purwakarta, aroma makanan rupanya bukan hanya menggugah selera—tetapi juga menggugah kecurigaan.
Belanja makan-minum (mamin) bernilai ratusan juta rupiah di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta mendadak jadi menu utama pembicaraan publik setelah muncul dalam dokumen anggaran tahun berjalan. Bukan karena rasanya, tentu saja, tetapi karena porsinya yang luar biasa royal.
Belanja mamin sejatinya kebutuhan rutin. Wajar. Pegawai butuh energi, rapat butuh konsentrasi, tamu perlu disambut.
Namun publik bertanya-tanya: memangnya Disdik Purwakarta ini rapatnya setiap jam? Atau mungkin mereka sedang menyiapkan pesta tahunan yang tidak kita ketahui?
Sayangnya, publik tak bisa menebak lebih jauh. Jumlah acara tidak jelas, peserta tidak disebutkan, rincian keperluan konsumsi tak tersedia.
Semua serba samar seperti resep rahasia restoran legendaris. Bedanya, yang satu ini bukan rahasia dapur; ini anggaran negara.
Karena itulah para pemerhati anggaran daerah mulai angkat suara. Mereka mengingatkan, transparansi bukan barang mewah itu kewajiban dasar.
Apalagi jika angka yang tercantum jauh lebih bersemangat dibanding aktivitas resmi yang terlihat di permukaan.
Pertanyaan yang paling ramai berseliweran tentu saja: siapa pengelola internal pos mamin di Disdik Purwakarta?
Siapa pula vendor yang beruntung mendapatkan proyek konsumsi bernilai ratusan juta rupiah itu?
Tanpa publikasi dokumen rinci, publik mustahil memastikan apakah proses pengadaannya berjalan sesuai aturan atau hanya sekadar ritual administratif.
Transparansi bukanlah membuka aib, tetapi menunjukkan bahwa uang rakyat digunakan sebagaimana mestinya, bukan sekadar menguap bersama aroma makanan.
Tak heran jika muncul desakan agar Inspektorat Daerah turun tangan melakukan audit internal.
Bukan karena publik ingin mencari sensasi, tetapi karena wajar bila anggaran sebesar itu diperiksa: apakah memang sesuai dengan kegiatan, atau justru berpotensi terselip ketidakwajaran?
Untuk saat ini, publik menunggu. Menunggu penjelasan resmi, menunggu rincian yang tak kunjung muncul, menunggu agar kecurigaan tidak terus dibiarkan mengembang seperti adonan roti.
Disdik Purwakarta hingga saat ini belum memberikan klarifikasi, pos belanja mamin ini akan tetap menjadi “menu misterius” yang mengenyangkan rasa penasaran masyarakat Purwakarta.
Komentar0