SIDIKJARI- Purwakarta tengah berbenah. Pembangunan infrastruktur yang masif menjadi wajah baru kabupaten ini.
Jalan-jalan mulus, jembatan megah, dan fasilitas publik yang modern seolah menjadi bukti kemajuan yang tak terbantahkan.
Namun, di balik gemerlap pembangunan fisik ini, ada hal-hal mendasar yang mungkin terlupakan: kesejahteraan masyarakat.
Kita jarang sekali disuguhi data konkret mengenai isu-isu krusial seperti stunting, gizi buruk, pemukiman kumuh, anak putus sekolah, hingga kemiskinan ekstrem.
Alih-alih, media sosial dan media online lebih banyak dihiasi berita tentang raihan penghargaan yang diterima Pemda Purwakarta atau dinas-dinas terkait.
Tentu, penghargaan adalah bentuk apresiasi yang patut disyukuri. Namun, pertanyaannya adalah: apakah penghargaan-penghargaan tersebut benar-benar berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Purwakarta? Rasanya, jawabannya belum tentu.
Bisa jadi, di balik gemerlap penghargaan, tersimpan data-data yang kurang menggembirakan.
Angka stunting yang tinggi, jumlah pemukiman kumuh yang masih banyak, atau angka kemiskinan yang belum teratasi.
Ironisnya, data-data ini mungkin sengaja disembunyikan atau dimanipulasi agar terlihat baik di mata pimpinan.
Untuk itu, Bupati Purwakarta harus lebih intens dalam memperhatikan data-data yang disuguhkan oleh dinas terkait, terutama yang menyangkut kesejahteraan masyarakat.
Jangan sampai terjebak dalam zona nyaman "asal bapak senang", di mana data yang disajikan hanya bertujuan untuk menyenangkan hati bupati, tanpa mencerminkan realitas yang sebenarnya.
Sudah saatnya dinas atau instansi yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat bekerja dengan tulus dan transparan.
Jangan ada yang ditutupi, jangan ada yang dimanipulasi. Utamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Purwakarta membutuhkan pembangunan yang seimbang. Bukan hanya pembangunan fisik yang mentereng, tetapi juga pembangunan manusia yang berkualitas.
Infrastruktur yang baik akan sia-sia jika masyarakatnya masih menderita stunting, gizi buruk, atau kemiskinan.
Penulis: Panuntun Catur Supangkat
Sekretaris DPC Pospera Purwakarta
Komentar0