PURWAKARTA,SIDIKJARI.CO.ID,- Pelaksanaan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan metode daring, dimana siswa belajar dari rumah sementara guru mengajar dari sekolah atau juga dari rumah, banyak dikeluhkan orangtua siswa. Pasalnya, dengan metode daring, orangtua menilai ada beberapa guru yang banyak memberikan tugas kepada siswanya.
Namun, kadang guru dinilai kurang interaktif dan komunikatif dengan siswa. Alhasil, banyak siswa kebingungan dan akhirnya meminta bantuan orangtua untuk mengerjakan tugas belajar anak-anaknya.
“Terkadang guru ini juga tak pengertian saat memberikan tugas. Penjelasan tidak ada. Yang stres kita sebagai orangtua,” kata Lia, salah satu orangtua siswa yang anaknya belajar dengan sistem daring tersebut, Rabu,(16/2/2022).
Selain itu, materi pelajaran yang diberikan anak-anak mereka dituntut harus bisa menyelesaikan semua materi yang diberikan.”Mestinya ada usaha guru menjelaskan materi pelajaran lewat voice, video atau apalah. Ini banyak guru bisanya ngasih tugas,” katanya.
Ditempat terpisah, Kabid Dikdas, Ervin mengatakan, sebetulnya ini bukan pertama kali kita melaksanakan BDR bahkan sejak 2020, memang BDR tidak akan semaksimal pertemuan langsung di sekolah, dan itu terjadi bukan hanya di Purwakarta saja tapi seluruh Indonesia bahkan di negara lain.
"Nah disini pentingnya komunikasi antara guru dan orang tua dalam mendampingi belajar dari rumah,kalau kurang dipahami tinggal dikomunikasikan,"ungkapnya.
Disinggung soal teknis pembelajaran,Ervin Aulia Rachman menyebutkan,intruksi dinas semua peserta didik harus mendapatkan layanan dari sekolah, disesuaikan dengan situasi di lapangan.
"macam -macam,bisa lewat gcr, bisa zoom meeting, bisa lewat gmeet, bisa share video, youtube dan lainnya,"katanya.
Komentar0