GUYoGpApTSrlBSY5TpC8BSd8Ti==

Gunung Merapi 4 Kali Erupsi, BPPTKG: Status Siaga Level III

sumber foto: viva

SIDIKJARI- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan empat kejadian erupsi pada Gunung Merapi dalam jangka waktu yang berdekatan sepanjang Senin (4/12) sore.
Dari empat kejadian erupsi itu, BPPTKG mencatat luncuran awan panas guguran (APG) paling jauh dengan jarak 3 kilometer.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyebut Merapi mengalami mengeluarkan awan panas guguran pertama pada sore ini pukul 17.12 WIB dengan amplitudo maksimal 30 mm dan durasi 244 detik. Jarak luncur sejauh 2.400 meter ke arah hulu Sungai Boyong.

Fenomena awan panas guguran kedua termonitor pada pukul 17.16 Wib. Tercatat di seismograf amplitudo maksimal 54 mm dan durasi 300 detik. Pukul 17.16 Wib dengan Amplitudo max 53 mm, durasi 300 detik.

"Jarak luncur 3.000 meter arah hulu Kali Boyong," kata Agus dalam keterangannya.

"Erupsi selanjutnya terjadi pada pukul 17.23 WIB dengan amplitudo maksimal 53 mm dan durasi 210 detik. "Jarak luncur 2.000 meter arah hulu Kali Boyong," lanjutnya.

Pada pukul 17.36 WIB, awan panas guguran kembali terlihat. Amplitudo maksimal 50 mm dan durasi 124 detik. Sementara jarak luncurnya 1.200 meter arah hulu Sungai Krasak.

BPPTKG sejauh ini masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran di beberapa titik. Yakni, di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.

Berdasarkan pemodelan kedua kubah lava tersebut, BPPTKG menentukan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran abu vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di dalam zona bahaya dan mengantisipasi kemungkinan gangguan akibat abu vulkanik.

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," pesan Agus.


Komentar0

Type above and press Enter to search.