Pertanyaan ini menghantui benak warga Purwakarta, usai terungkap dana pemeliharaan Taman Tangga Cinta yang mencapai Rp600 juta. Jumlah yang fantastis, bukan?
Namun, sebelum Anda membayangkan taman yang romantisnya mengalahkan drama Korea, tahan dulu euforia Anda. 
Hasil investigasi Pospera (Posko Perjuangan Rakyat) justru mengungkap fakta yang lebih horor dari film Suzanna: dana ratusan juta itu seolah menguap, lenyap tak berbekas, seperti ditelan jurig (hantu)!
Tim Pospera melakukan penelusuran langsung ke lokasi dan menemukan pemandangan yang memilukan. 
Tak ada tanda-tanda perbaikan fasilitas, penambahan tanaman, atau kegiatan pemeliharaan lainnya yang sepadan dengan anggaran yang dikucurkan. 
"Ke mana gerangan perginya anggaran sebesar itu? Apakah dibelikan pupuk anti-galau yang harganya selangit? Atau justru digunakan untuk membangun tangga lain, tangga menuju rumah mewah para koruptor?," sindir Panuntun Catur Supangkat, Sekretaris Pospera Purwakarta, dengan nada getir.
Menurut Catur, dirinya tidak melihat ada perubahan yang berarti di taman ini. Kondisinya masih sama seperti sebelumnya.
"Mungkin jurig-nya lapar, jadi anggaran ikut dimakan," selorohnya.
"Ini sudah sangat jelas ada indikasi korupsi. Ini bukan lagi soal cinta, tapi soal maling!Rakyat sudah lelah dibohongi," Pungkasnya. 
Pemerintah Kabupaten Purwakarta sendiri masih memilih untuk bungkam, seolah mulut mereka terkunci oleh mantra gaib. Mungkin mereka sedang sibuk mencari jurig yang mencuri anggaran tersebut.
Yang jelas, kasus "Taman Tangga Cinta" ini menjadi bukti nyata bahwa cinta saja tidak cukup untuk membangun negeri ini. 
Dibutuhkan kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas agar anggaran tidak hanya menjadi tangga menuju kekayaan pribadi segelintir orang. 
Atau mungkin, kita perlu memanggil paranormal untuk mengungkap misteri ini?
Komentar0