GUYoGpApTSrlBSY5TpC8BSd8Ti==

Hari Ibu dan Rasa Bersalah yang Sering Datang Terlambat

SIDIKJARI- Ada hari-hari ketika kita terlalu sibuk menjadi siapa saja di luar rumah, hingga lupa siapa yang pertama kali memanggil nama kita dengan doa. 

Hari Ibu datang bukan sekadar sebagai perayaan, melainkan sebagai cermin tempat kita bercermin dan bertanya: sudahkah kita cukup menghargai sosok yang paling sering mengalah tanpa pernah meminta balasan?

Ibu adalah rumah yang tak pernah menutup pintu, bahkan saat kita pulang membawa kecewa. 

Ia adalah tangan yang tetap terbuka, meski hatinya pernah kita lukai dengan kata-kata yang tak sempat kita tarik kembali. Dalam diamnya, ibu menyimpan lelah. 

Dalam senyumnya, ia menyembunyikan air mata. Kita jarang tahu berapa kali ia terjaga di malam hari, bukan karena takut, tetapi karena memikirkan masa depan anak-anaknya.

Kita tumbuh, belajar, dan berlari mengejar mimpi. Sementara ibu berjalan pelan di belakang, memastikan kita tidak jatuh terlalu keras. 

Ketika dunia mengajarkan kerasnya realitas, ibu mengajarkan lembutnya ketulusan. Ia tak menuntut kita menjadi sempurna cukup menjadi manusia yang tahu pulang dan tahu berterima kasih.

Ironisnya, sering kali kita baru benar-benar mengerti arti seorang ibu saat jarak memisahkan. 

Saat suara nasihatnya hanya tinggal gema dalam ingatan. Saat masakan rumah tak lagi bisa kita temukan di mana pun. 

Di situlah kita sadar: cinta ibu tidak pernah bersyarat, tidak pernah menghitung, dan tidak pernah berkurang bahkan ketika kita lupa mengingatnya.

Hari ini, 22 Desember 2025, mari berhenti sejenak. Telepon ibu. Peluk ibu. Atau, jika ia telah pergi, kirimkan doa terbaik dengan air mata yang jujur. 

Ucapkan terima kasih atas hal-hal kecil yang sering kita anggap biasa: bangun pagi, doa yang dibisikkan, sabar yang tak bersuara.

Karena pada akhirnya, sebesar apa pun kita nanti, kita tetaplah anak dari seorang ibu—yang cintanya menjadi cahaya, bahkan saat hidup terasa paling gelap.

Selamat Hari Ibu.
Untukmu, yang mencintai tanpa syarat, hingga akhir waktu.


Penulis: Aris Suandi
Pimpinan Redaksi Sidikjari.co.id

Komentar0

Type above and press Enter to search.